Sudah lama tidak kutak-katik camera, kali ini saya mau share experiment saya tentang lampu flash. Jeda sejenak membahas RF.
Lampu flash yang di gunakan pada photography sebenarnya tidak berbeda dengan lampu strobo/strobe. Hanya saja ada konsern di temperatur warna cahaya atau biasa di kenal sebagai pengaturan white balance.
Gambar berikut adalah contoh rangkaian kit strobe light yang berkerja dengan prinsip yang sama dengan lampu flash.
perhatikan rangkaian berikut sebagai basic dari rangkaian flash
Tegangan pada pin TR+ dan TR- (trigger) menyebabkan led pada MOC3021 menyala dan menyebabkan Triac berada pada kondisi menghantar. Kondisi ini menyebabkan SCR juga turut menghantar sehingga mengosongkan isi capacitor C2 yang sebelumnya di isi melalui R1. Pengosongan C2 ini menyebabkan adanya tegangan tinggi di sekunder T1 sekitar 3-5KV. Tegangan setinggi 3-5KV ini digunakan untuk mengionisasi gas didalam xenon flas tube sehingga mentrigger kondisi low impedance dari gas xenon di dalam tabung. Hal ini menyebabkan gas menjadi konduktor yang dalam waktu singkat mengosongkan tegangan pada C1 yang sebelumnya diisi oleh tegangan DC sekitar 150-350V (bisa berbeda sesuai dengan spesifikasi xenon tube). Proses pengosongan C1 melalui tabung xenon ini membangkitkan cahaya seperti kilat. Cahaya ini yang kemudian di manfaatkan oleh rekan-rekan photographer sebagai cahaya tambahan untuk kebutuhan pemotretan.
Dari rangkaian basic diatas kemudian berkembang menjadi lebih kompleks dengan berbagi pertimbangan antara lain adalah sbb:
Dari kondisi-kondisi dan pertimbangan diatas saya coba design sebuah lampu flash dengan perhitungan sederhana dengan pilihan sbb:
*. sumber daya disupply oleh battery lithium ion 7V-12V dengan battery level monitor
*. energi disipasi sekitar 100Watt
*. adjustable flash duration 1/10000 (0.1ms) s/d 1/100 (10ms) sec ?
*. monitor/indicator main capacitor charging
*. expansion trigger with optocoupler
cara kerja rangkaian adalah sebagai berikut:
semoga bermanfaat
Gambar berikut adalah contoh rangkaian kit strobe light yang berkerja dengan prinsip yang sama dengan lampu flash.
perhatikan rangkaian berikut sebagai basic dari rangkaian flash
Tegangan pada pin TR+ dan TR- (trigger) menyebabkan led pada MOC3021 menyala dan menyebabkan Triac berada pada kondisi menghantar. Kondisi ini menyebabkan SCR juga turut menghantar sehingga mengosongkan isi capacitor C2 yang sebelumnya di isi melalui R1. Pengosongan C2 ini menyebabkan adanya tegangan tinggi di sekunder T1 sekitar 3-5KV. Tegangan setinggi 3-5KV ini digunakan untuk mengionisasi gas didalam xenon flas tube sehingga mentrigger kondisi low impedance dari gas xenon di dalam tabung. Hal ini menyebabkan gas menjadi konduktor yang dalam waktu singkat mengosongkan tegangan pada C1 yang sebelumnya diisi oleh tegangan DC sekitar 150-350V (bisa berbeda sesuai dengan spesifikasi xenon tube). Proses pengosongan C1 melalui tabung xenon ini membangkitkan cahaya seperti kilat. Cahaya ini yang kemudian di manfaatkan oleh rekan-rekan photographer sebagai cahaya tambahan untuk kebutuhan pemotretan.
Dari rangkaian basic diatas kemudian berkembang menjadi lebih kompleks dengan berbagi pertimbangan antara lain adalah sbb:
- sumber daya yang akan di gunakan untuk mengisi main capacitor (C1), tegangan jala-jala atau battery lead acid, atau cell AA 1,5V, 3V dst.. atau bahkan termasuk rangkaian battery charging nya
- seberapa besar intensitas cahaya maksimum yang ingin dihasilkan terkait dengan jenis xenon tube tegangan kerja, tegangan trigger
- pengaturan-pengaturan yang diinginkan seperti energi yang disimpan pada main capacitor, durasi charging dan discharge, durasi konduksi gas dan sebagainya
- user interface antara manusia dan flash (display , tombol pengaturan, indikator dsb)
- hubungan antara flash dan kamera atau pengaturan kamera (manual, TTL, iTTL dsb)
- methode trigger infrared, slave trigger, wireless radio, shoe camera dll
Dari kondisi-kondisi dan pertimbangan diatas saya coba design sebuah lampu flash dengan perhitungan sederhana dengan pilihan sbb:
*. sumber daya disupply oleh battery lithium ion 7V-12V dengan battery level monitor
*. energi disipasi sekitar 100Watt
*. adjustable flash duration 1/10000 (0.1ms) s/d 1/100 (10ms) sec ?
*. monitor/indicator main capacitor charging
*. expansion trigger with optocoupler
cara kerja rangkaian adalah sebagai berikut:
- Microcontroller ATMega8 adalah kendali utama dengan fitur I/O, 1 buah LCD 2×16 character, 1 buah rotary encoder untuk pengaturan input parameter, 2 buah ADC input untuk monitor tegangan battery dan tegangan step-up, 2 buah MOSFET out untuk pwm step-up dan gate Xenon
- Kendali pengguna atas besaran flash (durasi) di input melalui rotary encoder
- Sebuah PWM sinyal melalui pin15 microcontroller mengemudikan power MOSFET (BUZ11) untuk memberikan sinyal primer pada TR1. Sebuah dioda penyearah dan capacitor filter pada sekunder TR1, mensuplay tegangan tinggi DC bagi pegisian main capacitor (100uF) yang dimonitor levelnya oleh microcontroller melalui pin27 (ADC4) setelah melalui pembagi tegangan dan filter. Feedback dari ADC4 ini menentukan sinyal PWM yang diberikan
- Sinyal trigger (TR+ dan TR-) yang di input melalui rangkaian opto MOC3021 di hubungkan melalui pin5 microcontroller (pin interupsi) menjadi start awal durasi menyala flash dengan selanjutnya memicu sinyal bagi trafo trigger (TR2) untuk memberikan tegangan ionisasi untuk xenon tube.
- Dalam jeda waktu yang di tentukan melalui rotary encoder sebelumnya MOSFET (IR740) selanjutnya memutus hubungan tabung xenon dengan pembumian yang berarti pengaturan durasi pengosongan main capacitor sekaligus sebagai pengaturan intensitas flash.
- Sebuah LCD 2×16 character menjadi display untuk pengaturan (durasi/power), battery level, dan main capacitor lever
semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar dengan sehat.